Sukses dengan Novel Laskar Pelangi, Andrea Hirata kembali memukau pembaca dengan novel keduanya
yakni Sang Pemimpi. Novel ini merupakan rangkaian kedua dalam seri tetralogi
Laskar Pelangi. Apa yang diusung Andrea Hirata dalam novel kedua ini? Masih
sama sebenrarnya dengan Laskar Pelangi, kisah tentang kekuatan mimpi, dinamika
persahabatan, ambisi, cara memaknai hidup dan lainnya. Sebagai tetralogi,
penyambung kisah novel pertama dengan novel kedua ini adalah tokoh Ikal. Jika
pada Laskar Pelangi, kisah yang diusung adalah kehidupak kesepuluh anak-anak
Laskar Pelangi, maka dalam Sang Pemimpi, Andrea membesut kisah persahabatan
antara Ikal dan tokoh sentral lainnya bernama Arai. Mimpi mereka dimulai dari
desa kecil di Belitong dan mereka impikan bermuara di Eropa, tepatnya di
Perancis.
Kisah dalam novel ini dimulai dengan kehidupan tokoh ikal di Belitong pada saat ia masih SMA. Ia bersama saudara jauhnya yakni Ikal menjalani masa SMA yang menyenangkan meski berat sebab tuntutan ekonomi membuat mereka dewasa sebelum waktunya. Untuk tetap besekolah dan hidup, keduanya bekerja sebagai kuli di sebuah pelabuhan ikan. Waktu kerja mereka dini hari sehingga waktu sekolah tidak terganggu. Kegigihan mereka pada akhirnya terbayar saat mereka dewasa kelak. Ikal sendiri berhasil mendapatkan gelar sarjana ekonomi dari Universitas Indonesia, sementara Arai yang pada akhirnya kuliah di Kalimantan, menjadi seorang ahli biologi.
Selain Ikal dan Arai, ada tokoh sentral lain dalam novel Sang Pemimpi ini. Ia adalah Jimbron. Ia sendiri adalah anak yatim piatu yang diceritakan diasuh oleh seseorang bernama Geovanny. Ia berwajah bayi dengan tubuh gembur. Pemikirannya lurus, cenderung naïf dan polos. Jimbron sangat menyukai kuda dan tahu seluk beluk hewan tangkas tersebut. Jimbron menjadi perekat hubungan Ikal dan Arai, oleh sebab keluguannya, ia mudah disayangi dan mendapat simpati. Persahabatan mereka juga tentang bagaimana melindungi Jimbron. Namun, selepas SMA, ketiga sahabat ini berpisah. Mereka berbeda rute dan dipisahkan kota.
Ada banyak tokoh pembantu lainnya dalam cerita ini antara lain Pak
Mustar, Pak Drs. Julian Ichsan Balia, Nurmalala, Lakshmi, Taikong Hamim, Bang
Zaitun dan masih banyak lagi lainnya. Kesemua tokoh ini mewarnai dinamika
perjuangan Arai juga Ikal meraih mimpi. Novel ini menarik dengan bahasa yang
tentu apik khas Andrea Hirata. Meski memang tak sefeonomenas Laskar Pelangi,
namun Sang Pemimpi ini seperti sebuah “penuntasan” dari apa yang dikosongkan
Laskar Pelangi. Sama seperti cerita tetralogi lainnya, saat Anda membaca buku
pertama, maka seyogyanya Anda juga menuntaskkan novel lanjutannya.
Novel ini sangat direkomendasikan bagi mereka yang mencintai
mimpi. Ada banyak quote membangun yang sederhana namun penuh kekuatan. Membaca
Sang Pemimpi akan membuat Anda berani menyongsong mimpi Anda sendiri. Ada
satu quote yang cukup memorable dari buku
ini, yakni:
“Kita
tak kan pernah mendahului nasib!” teriak Arai.
“Kita akan sekolah ke Prancis, menjelajahi Eropa sampai ke Afrika! Apa pun yang terjadi!”
“Kita akan sekolah ke Prancis, menjelajahi Eropa sampai ke Afrika! Apa pun yang terjadi!”
Novel ini dibuka dengan kisah dua remaja tanggung yang mungkin tampak biasa. Namun seiring helaian halaman buku, Anda pasti jatuh cinta dengan kepiawaian Andrea. Sama seperti Laskar Pelangi, Sang Pemimpi juga dipenuhi kalimat filosofis yang sederhana namun berat makna. Ia juga dibumbui komedi sedikit satir dan halus. Sinopsis Novel Sang Pemimpi ini membuka jalan Anda untu tertarik membaca novel secara utuh. Selamat berburu ya! ^.^
0 komentar:
Posting Komentar